Seringkali ketika kita datang ke hotel atau bahkan tempat wisata, kita sering menemukan karyawan suatu perusahaan yang berkumpul dalam rangka melaksanakan agenda capacity building. Apa yang dilakukan oleh para karyawan yang ikut dalam agenda tersebut tidak jauh dari seminar dengan expertist tertentu atau bahkan kegiatan outdoor yang mengutamakan kebersamaan para karyawan. Kegiatan ini pun biasanya menghabiskan satu hari penuh. Tentunya dari kita atau bahkan karyawan yang seringkali mengikuti agenda tersebut sempat berpikir tentang dua hal. Kedua hal tersebut adalah apakah kegiatan seperti ini atau yang sejenis punya kegunaan tersendiri dan apakah kegiatan ini hanya menjadi suatu bentuk pemborosan perusahaan?
Perlu kita ketahui bahwa capacity building adalah salah satu bentuk pelatihan karyawan yang diadakan oleh perusahaan. Terkadang perusahaan mengalokasikan biaya dan waktu untuk masing-masing departemennya (perusahaan yang sudah makro) guna melaksanakan capacity building. Sekalipun kita melihat bahwa capacity building yang dilakukan karyawan terkesan lebih banyak bermain atau “haha hihi”-nya, tetapi ada sesuatu dalam diri karyawan yang dilatih disitu. Dengan kegiatan capacity building yang cenderung komunal, karyawan lebih banyak dilatih dari segi soft skill yang terkait dengan bagaimana mereka berkomunikasi dan bekerja sama dengan rekan satu divisi. Dengan komunikasi dan kerja sama yang baik, maka akan terjalin teamwork yang baik pula mengingat kedua hal tersebut adalah elemen penting yang dapat mempengaruhi teamwork. Teamwork yang baik otomatis mempengaruhi bagaimana kinerja mereka dalam pencapaian goals perusahaan.
Pelatihan karyawan pun tidak hanya soal bagaimana mengasah soft skill karyawan, melainkan bagaimana hard skill juga bisa diasah. Terkadang pelatihan karyawan yang berada di jajaran manajemen lebih mengacu kepada pengembangan soft skill. Hal ini berbeda dengan pelatihan karyawan yang pekerjaannya lebih mengarah pada teknis. Pastinya pelatihan yang diberikan perusahaan ditekankan untuk hal yang bersifat praktikal bagi mereka. Dengan demikian, karyawan yang berhubungan dengan teknis tersebut dapat lebih terasah hard skill-nya untuk lebih kompeten dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Pertanyaan pertama mengenai kegunaan pelatihan karyawan pun sudah terjawab. Lantas kita perlu memahami apakah pelatihan karyawan hanyalah kegiatan buang-buang duit perusahaan? Untuk memahami hal tersebut, kita dapat mengambil konsep yang selama ini diterapkan dalam akuntansi manajemen yaitu konsep VA (Value Added) dan NVA (Non-Value Added). VA adalah aktivitas yang sekiranya dapat menambah nilai dan menghindari apa yang harus dikeluarkan dari NVA. Di sisi lain, NVA adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambahan yang pada akhirnya menambah beban perusahaan. Jika kita mengaplikasikan konsep ini pada sisi workforce dalam suatu perusahaan, maka pelatihan atau workforce training adalah VA karena pelatihan dapat mengembangkan soft skill maupun hard skill dari karyawan. Keterampilan dan kemampuan karyawan yang berkembang otomatis menambah value yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Selain itu, pelatihan juga dapat mengurangi adanya NVA dalam workforce yaitu turnover. Hal ini bisa terjadi karena pelatihan secara tidak langsung juga mengembangkan lingkungan kerja yang positif dan mendukung karyawan untuk terus bertumbuh. Lingkungan kerja yang positif dan ruang untuk berkembang bagi karyawan adalah dua hal yang mengurangi kemungkinan turnover rate yang tinggi. Dengan begitu, pelatihan karyawan dapat mengurangi turnover rate dan menghindarkan perusahaan dari biaya-biaya tambahan yang tidak perlu atas karyawan yang resign.
Jadi, pelatihan karyawan bukanlah suatu hal yang remeh dan ujungnya hanya buang-buang uang melainkan usaha perusahaan untuk mengurangi beban yang timbul akibat kompetensi dan kualitas karyawan yang kurang memadai.
Dibuat oleh Admayrel Kurniawardhana, 28 Mei 2024
Sumber:
https://www.netsuite.com/portal/resource/articles/human-resources/employee-turnover-causes.shtml
https://smallbusiness.chron.com/valueadded-nonvalueadded-activities-managerial-accounting-76679.html