Jangan Hanya Jadi Karyawan, Jadilah Karyawan Berbasis Teknologi

Teknologi. Satu kata yang tidak pernah ada habisnya kalau kita bahas karena memang teknologi perwujudannya sudah ada sejak zaman awal peradaban manusia. Mulai dari masa itu, manusia tidak kenal lelah untuk mencari alat yang bisa memudahkan pekerjaan. Dari awal mula peradaban manusia sampai munculnya revolusi industri, bahkan sampai sekarang perkembangan teknologi terus terjadi dan tidak pernah ada grafik menurun untuk itu.

Disini kita tidak membahas bagaimana sejarah dari perkembangan teknologi karena pelajaran Sejarah bukanlah sesuatu yang nyaman dicerna oleh otak kita. Namun, dengan ini kita perlu melihat bahwa saat kita bekerja kiri-kanan kita adalah perwujudan perkembangan teknologi yang tidak berujung. Perkembangan teknologi disini bentuknya tidak melulu soal hardware seperti smartphone dan laptop yang sudah menjadi teman akrab ketika kita bekerja, tapi perkembangan yang bersifat software, seperti AI yang beberapa tahun ini hangat diperbincangkan. Lantas, apakah kita perlu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang sudah advance seperti ini?

Sebenarnya pertanyaan sebelumnya adalah pertanyaan yang tidak perlu membutuhkan waktu berjam-jam bahkan bermenit-menit untuk dijawab. Jawabannya sudah jelas “Iya”

Namun, tidak mungkin artikel ini selesai sampai jawaban singkat tersebut. Kita perlu membedah mengapa karyawan perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Salah satu kesadaran yang kita perlu tanamkan ketika menjadi karyawan adalah perusahaan ingin menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Bukan berarti kita sebagai karyawan tidak memiliki output yang baik, tetapi perusahaan punya pemikiran yang luas mengenai suatu output. Perusahaan memiliki pemikiran yang tidak terbatas pada baiknya output yang dapat dihasilkan, melainkan juga memikirkan apakah bisa produksi output tersebut bisa seefektif dan seefisien mungkin. Apabila perusahaan di era persaingan yang semakin ketat masih sebagian besar mengandalkan tenaga karyawannya, besar kemungkinan perusahaan akan kalah dari segi hasil output dan biaya yang harus dikeluarkan. Output yang dihasilkan juga bisa saja tidak sepenuhnya konsisten mengingat karyawan juga adalah manusia yang memiliki tingkat kemampuan alamiah yang terbatas untuk menangani suatu pekerjaan. Hal inilah yang mendasari tindakan perusahaan secara masif untuk melakukan transisi berbasis teknologi dalam aktivitas bisnisnya. Tentunya ini berakibat pada beberapa pekerjaan atau posisi dalam perusahaan yang bisa hilang. Dilansir dari Ngalup.co, ada beberapa posisi dalam perusahaan seperti bagian akuntansi, analis pasar, desainer grafis yang keberadaannya mulai mengabur akibat perkembangan teknologi, terutama AI. Namun, superioritas teknologi ini baiknya tidak mengurangi perlunya karyawna untuk berapdatasi dengan perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan karyawan adalah manusia dengan yang memiliki perasaan. Perasaan masih belum dimiliki dengan baik oleh AI, padahal perasaan dapat memicu sebuah pemikiran atau inovasi yang didalamnya terdapat keunikan dan orisinalitas tersendiri. Seorang akuntan memiliki perasaan bahwa pengakuan pendapatan perusahaan ini tidak masuk akal untuk perusahaan dengan kondisi keuangan tertentu. Seorang desainer grafis memiliki perasaan untuk membuat desain logo dan coloring yang sesuai dengan pesan yang mau disampaikan. Dua contoh ini menunjukkan bahwa perasaan adalah hal yang masih langka dalam teknologi dan bisa memiliki impact yang tak kalah kuat.

Upaya yang dibutuhkan untuk mendorong karyawan untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi adalah dengan:

1. Menyatukan mindset

Kita sebagai karyawan harus memiliki mindset yang sama bahwa kita tidak bisa hidup dan bekerja dengan cara yang sama seperti bertahun-tahun yang lalu. Kita perlu memahami bahwa teknologi dengan sedemikian rupa caranya memang dapat memudahkan kita sebagai karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Ketika mindset sudah terbentuk, maka keinginan untuk berubah juga harusnya semakin terbentuk.

2. Timbul dan pertahankan rasa keingintahuan

Rasa keingintahuan perlu selalu diperkuat mengingat ada banyak teknologi baru yang harus dipelajari seiring karyawan bekerja. Salah satu cara meningkatkan rasa keingintahuan karyawan adalah dengan mengenalkan fitur atau software terbaru secara lebih atraktif dan informatif.

3. Menciptakan sandbox

Sandbox yang dimaksud adalah penerimaan atas kesalahan yang muncul di awal pengenalan dan pembelajaran dari fitur atau software. Dengan demikian, karyawan tidak merasa malas, takut, atau kapok ketika mempelajari pengaplikasian fitur atau software tersebut.

4. Mengadakan training secara berkala

Training yang perlu diberikan karyawan ada baiknya dimulai dari training yang membangkitkan mindset, keingintahuan, dan semangat mereka untuk melakukan transisi teknologi. Setelah itu, karyawan juga perlu didorong training mengenai teknis penggunaan dari teknologi tersebut secara berkala untuk menjamin keberlanjutan transisi.

Dibuat oleh Admayrel Kurniawardhana, 5 Juni 2024

Sumber:

https://ngalup.co/artikel/pekerjaan-yang-tergantikan-ai/

https://www.forbes.com/sites/forbeshumanresourcescouncil/2021/02/22/13-practical-ways-to-help-employees-adapt-to-new-technology/?sh=2657b8bb6ab0

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Butuh bantuan?
customer service
Hello 👋
Can we help you?